histats

popadds

Agrotis ipsilon (Ulat Tanah)



Agrotis ipsilon (Ulat Tanah)

KLASIFIKASI
Kingdom         : Animalia
Filum               : Arthropoda
Kelas               : Insecta
Ordo                : Lepidoptera
Famili               : Noctuidae
Genus              : Agrotis
Spesies            : Agrotis ipsilon

BIOEKOLOGI
       Telur diletakkan satu-satu atau dalam kelompok. Bentuk telur seperti kerucut terpancung dengan garis tengah pada bagian dasarnya 0,5 mm. Seekor betina dapat meletakkan 1.430 - 2.775 butir telur. Warna telur mula-mula putih lalu berubah menjadi kuning, kemudian merah disertai titik coklat kehitam-hitaman pada puncaknya. Titik hitam tersebut adalah kepala larva yang sedang berkembang di dalam telur. Menjelang menetas, warna telur berubah menjadi gelap agak kebiru-biruan. Stadium telur berlangsung 4 hari.
            Larva menghindari cahaya matahari dan bersembunyi di permukaan tanah kira-kira sedalam 5 - 10 cm atau dalam gumpalan tanah. Larva aktif pada malam hari untuk menggigit pangkal batang.  Larva yang baru keluar dari telur berwarna kuning kecoklat-coklatan dengan ukuran panjang berkisar antara 1 - 2 mm.  Sehari kemudian larva mulai makan dengan menggigit permukaan daun.  Larva mengalami 5 kali ganti kulit.  Larva instar terakhir berwarna coklat kehitam­-hitaman.  Panjang larva instar terakhir berkisar antara 25 - 50 mm.  Bila larva diganggu akan melingkarkan tubuhnya dan tidak ­bergerak seolah-olah mati.  Stadium larva berlangsung sekitar 36 hari. 
        Pembentukan pupa terjadi di permukaan tanah. Pupa berwarna cokelat terang atau cokelat gelap. Lama stadia pupa 5 – 6 hari.

        Imago. Umumnya ngengat Famili Noctuidae menghindari cahaya matahari dan bersembunyi pada permukaan bawah daun.  Sayap depan berwarna dasar coklat keabu-abuan dengan bercak-bercak hitam.  Pinggiran sayap depan berwarna putih.  Warna dasar sayap belakang putih keemasan dengan pinggiran berenda putih.  Panjang sayap depan berkisar 16 -19 mm dan lebar 6 - 8 mm. Ngengat dapat hidup paling lama 20 hari. Apabila diganggu atau disentuh, ngengat menjatuhkan diri pura-pura mati. Perkembangan dari telur hingga serangga dewasa rata-rata berlangsung 51 hari.

GEJALA SERANGAN
     Larva merupakan stadia perusak yang aktif pada malam hari untuk mencari makan dengan menggigit pangkal batang. Tanaman yang terserang adalah tanaman-tanaman muda. Pangkal batang yang digigit akan mudah patah dan mati. Di samping menggigit pangkal batang, larva yang baru menetas, sehari kemudian juga menggigit permukaan daun. Ulat tanah sangat cepat pergerakannya dan dapat menempuh jarak puluhan meter.  Seekor larva dapat merusak ratusan tanaman muda.

TANAMAN INANG
        Selain menyerang tanaman tomat, ulat tanah juga menyerang tanaman jagung, padi, tembakau, tebu, bawang, kubis, kentang dan sebagainya. 
PENGENDALIAN
1. Dilakukan penyemprotan di sekitar tanaman, hingga bisa menyasar pada hamanya. Pestisida yang digunakan adalah Bayrusil 0,3% dan Phasvel dengan konsentrasi 0,1%.
2. Secara mekanis, dilakukan pembongkaran pada tanah tersebut kemudian ulatnya dibunuh.
3. Penggunaan musuh alami misalnya Tritaxys braurei, Cuphocera varia dan jamur misalnya Botrytis sp.


Aphis craccivora




Aphis craccivora 

KLASIFIKASI
Kingdom         : Animalia
Filum                : Arthropoda
Kelas                : Insecta
Ordo                 : Homoptera
Famili               : Aphididae 
Genus              : Aphis
Spesies            : Aphis craccivora
BIOEKOLOGI
1. Sifatnya partenogenesis, yaitu telurnya berkembang menjadi nimfa tanpa terjadi pembuahan, kemudian dilahirkan oleh induknya.
2. Lama hidupnya antara 13 – 18 hari dengan 4 – 8 kali instar.
3. Nimfa yang baru terbentuk langsung mengisap cairan tanaman secara bergerombol. Nimfa dewasa berwarna hitam dan berkilau. Antenenya lebih pendek dari pada abdomen.
4. Betina menjadi dewasa setelah berumur 4 – 20 hari. Panjang tubuh yang bersayap rata-rata 1,4 mm dan yang tidak bersayap rata-rata 1,5 mm. Mulai menghasilkan keturunan pada umur 5 – 6 hari dan berakhir sepanjang hidupnya.
GEJALA SERANGAN
Stadia yang merusak adalah nimfa dan imago yang umumnya mengisap pada bagian daun permukaan bawah, kuncup, batang muda. Tanaman yang terserang akan terhambat pertumbuhannya menjadi lemah dan kehilangan warna daun, mengkerut dan akhirnya menyebabkan penurunan hasil produksi. Serangan berat pada fase pembungaan atau pembentukan polong dapat menurunkan hasil panen. Selain itu, kutu daun kacang juga merupakan vektor penyakit virus (CAMV).

TANAMAN INANG
Kacang panjang dan jenis tanaman kacang-kacangan lainnya (Leguminoseae), kapas-kapasan (Malvaelae), waluh-waluhan (Cucurcitaceae), dll.
PENGENDALIAN
1. Penanaman tanaman yang resisten.
2. Penggunaan musuh alami seperti Coleoptera, Harmonia arcuata, dan dari ordo Diptera.

HAMA ULAT GRAYAK (Spodoptera sp.)



      Hama Ulat Grayak (Spodoptera sp.) – Ulat grayak dikenal juga dengan sebutan ulat tentara, karena menyerang tanaman secara bergerombol bagaikan tentara hingga daun tanaman habis dan meranggas. Tingkat kerusakan akibat serangan ulat ini cukup tinggi, bahkan Spodoptera sp. mampu menghabisi tanaman hanya dalam waktu satu malam. Seperti halnya ulat-ulat lain, ulat grayak tergolong jenis hama malam, dimana menyerang tanaman terutama pada malam hari.
       Organisme pengganggu ini terdiri dari beberapa spesies, antara alain Spodoptera litura, Spodoptera exigua, Spodoptera mauritia, dan Spodoptera exempta. Tanaman terserang ditandai dengan adanya daun yang meranggas, hanya tersisa tulang daunnya saja. Ulat ini menyerang dengan cara bergerombol dalam jumlah sangat banyak, sehingga potensi kerugian petani bisa sangat tinggi. Ulat grayak terutama menyerang tanaman pada malam hari. Hama ini tergolong polifag, hampir setiap jenis tanaman diserang habis-habisan. Serangan parah terjadi pada musim kemarau, pada saat kelembaban udara rata-rata 70% dan suhu udara18-23%. Pada saat cuaca demikian, ngengat akan terangsang untuk berbiak serta prosentase penetasan telur sangat tinggi, sehingga populasinya menjadi sangat tinggi dan tingkat serangannya jauh melampaui ambang ekonomi.

Klasifikasi Ulat Grayak (Spodoptera sp.)
Kerajaan : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Bangsa : Lepidoptera
Suku : Noctuidae
Marga : Spodoptera
Jenis : Spodoptera litura, Spodoptera exigua, Spodoptera mauritia, dan Spodoptera exempta.
Siklus Hidup Ulat Grayak
        Siklus hidup Spodoptera sp. berlangsung dalam empat stadium, yaitu stadium telur, larva, pupa, dan imago atau ngengat. Ngengat betina meletakkan telurnya di permukaan daun tanaman dengan jumlah telur antara 2000-3000 butir. Setelah 3-5 hari, telur akan menetas menjadi larva dan hidup secara berkelompok dalam jumlah sagat banyak. Fase ini terdiri atas lima instar, dan pada instar terakhir, ulat sangat rakus dan bisa menghabisi daun tanaman dalam waktu satu malam. Pada siang hari, larva akan bersembunyi di dalam tanah, dan malam harinya sangat aktif untuk memakan daun-daun tanaman. Fase larva berlangsung kurang lebih selama 20 hari, kemudian akan berubah menjadi pupa. Stadium pupa akan berlangsung selama kurang lebih 8 hari, kemudian akan keluar ngengat dewasa. Pada umur 2-6 hari, ngengat dewasa sudah kembali bertelur untuk menurunkan generasi baru.

Gejala Serangan Ulat Grayak
     Gejala serangan ditandai dengan daun tanaman meranggas, biasanya hanya tersisa tulang daunnya saja. Pada serangan parah, tanaman akan gundul kehabisan daun. Jika populasinya sangat tinggi, larva pada stadium akhir dapat menghabisi seluruh daun tanaman hanya dalam waktu semalam.

Pengendalian Ulat Grayak (Spodoptera sp.)
Pengendalian Secara Teknis
       Pengendalian dilakukan dengan melakukan teknis budidaya yang benar. Beberapa upaya teknis untuk mengurangi serangan ulat grayak adalah menjaga sanitasi kebun, pengolahan tanah (pencangkulan dan penggaruan), penggiliran tanaman.
Pengendalian Mekanis
        Lakukan penangkapan secara manual, terutama terhadap larva. Pengendalian ini efektif dilakukan pada malam hari. Jika ditemukan sekumpulan telur yang berada di permukaan daun dan diselimuti seperti benang kelamat, segera musnahkan.
Pengendalian Secara biologi
     Pengendalian ini pada initinya menitikberatkan pada pemanfaatan musuh alaminya. Terdapat beberapa musuh alami ulat grayak baik dari jenis predator, parasitoid, maupun patogen. Beberapa jenis predator yang bisa dimanfaatkan untuk menekan populasi ulat grayak antara lain Lycosa pseudoannnulata (Araceae), Paederus fuscipes (Coleoptera), Euburellia stali (Dermaptera), dan Eocantheocona furcellata (Hemiptera). Sementara itu, jenis parasitoid yang dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan ulat grayak adalah Apanteles sp. (Hymenoptera), dan Telenomus sp. (Hymenoptera). Sedangkan patogen yang dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan ulat grayak adalah SlNPV dan Beauveria bassiana.
Pengendalian Kimiawi
         Upaya pengendalian kimiawi hanya dilakukan apabila serangan tidak terkendali setelah dilakukan upaya-upaya pengendalian di atas. Ulat grayak tergolong jenis ulat yang mudah resisten atau kebal terhadap suatu jenis bahan aktif pestisida. Oleh karena itu, penggiliran bahan aktif pestisida setiap kali penyemprotan merupakan kunci keberhasilan pengendalian Spodoptera sp. Penggantian bahan aktif dapat memutus resistensi ulat grayak terhadap pestisida. Pengendalian kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan dan dilakukan secara berseling setiap kali penyemprotan.

Kebun Bawang Merah SMK Pertanian Panen 3 Ton

PEKANBARU, Suluhriau- Pengembangan bawang merah dilakukan SMK Pertanian bekerjasama dengan Bank Indonesia (BI) berhasil.

Kebun bawang merah percontohan SMK Pertanian Riau ini berhasil panen 3 ton. Dari penanaman bibit 300 kilo gram di lahan pertanian SMK Pertanian di Kecamatan Marpoyan Damai Pekanbaru hasilnya cukup membanggakan.

Ketua Tim Ekonomi Moneter Bank Indonesia perwakilan Riau, Muhammad Abdul Majid Ikram mengatakan, uji coba tanaman bawang merah tersebut berhasil. Padahal waktu tanam yang hanya dua bulan dan penanaman dilakukan
siswa SMK Pertanian yang masih belajar serta faktor cuaca di Pekanbaru yang tidak mendukung.

Namun produksi bawang tersebut sudah hampir sama denganproduksi tanam di Pulau Jawa. SMK Pertanian harus mampu meneruskan program tersebut sebagai salah solusi menghasilkan bawang merah . Sebab selama ini bawang merah selalu menjadi komoditi penyumbang inflasi selain cabe merah.

Program yang dilakukan BI tersebut sebagai komitmen menjaga kestabilan ekonomi moneter, agar dunia pendidikan mampu pengembangan tanaman holtikultura. Sebab selama ini sangat tergantung dari luar daerah.

Sementara Kepsek SMK Pertanian, Agus Rosadi mengatakan, selain mampu memproduksi bawang merah,siswa SMK juga mendapatkan ilmu bercocok tanam bawang merah dari dewan bawang yang didatangkan dari Cirebon dan brebes.

"Program tersebut dilanjutkan dengan melakukan penanam bibit dari hasil produksi dan sisanya dijual ke pasaran membantu ketersediaan bawang di Pekanbaru," katanya. (slt)
Tag : ,

Penetapan pH Tanah



Dasar penetapan
            Nilai ph menunjukkan konsentrasi ino H+_ dalam larutan tanah, yang dinyatakan sebagai –log[H+]. Peningkatan konsentrasi H menaikkan potensial larutan yang diukur oleh alat dan dikonversi dalam skala pH. Electrode gelas merupakan electrode selektif khusus H, hingga memnungkinkan hanya mengukur potensial yang disebabkan kenaikan konsentrasi H. potensial yang timbul diukur berdasarkan potensial elektrode pembanding (kalomel atau AgCl). Biasanya digunakan satu elektrode yang sudah terdiri atas elektrode pembanding dan electrode gelas (elektrode kombinasi)
Peralatan
-         -Neraca analitik ketelitian dua decimal
-          -Botol kocok 100 ml
-          Dispenser 50 ml gelas ukur
-          Mesin pengocok
-          Labu semprot 500 ml
-          pH meter
pereaksi
-          air bebas ion
-          larutan buffer pH 7,0 dan pH 4,0
-          KCl 1 M
Larutkan 74,5 g KCl p.a. dengan air bebas ion hingga 11.

Cara kerja
            Timbang 10 g contoh tanah sebanyak dua kali, masing-masing dimasukkan ke dalam botol kocok, ditambah 50 ml air bebas ion ke botol yang satu (pH H2O) dan 50 ml KCl 1 M ke dalam botol lainnya (pH KCl). Kocok dengan mesin pengocok selama 30 menit. Suspense tanah diukur dengan pH meter yang telah dikalibrasi menggunakan larutan buffer pH 7,0 dan pH 4,0. Nilai pH dilaporkan dalam 1 desimal.
Catatan :
-          Prosedur tersebut menggunakan rasio 1:5
-          Rasio dapat berubah sesuai jenis contoh dan permintaan



Daftar acuan
ISRIC.1993.Procedures for Siol Analysis. In van Reeuwijk, L.P. (Ed.). Technical Paper, International Soil Reference and Information Centre. Wageningen, The Netherlands. 4th edition. p.100

Rayment, G.E. and F.R. Higginson. 1992. Australian laboratory handbook of soil and water chemicals methods. Australian soil and land survey handbook. Inkata Press, Melbourne, Sydney.p.330





Sumber :
Penuntun praktikum analisis tanah, tanaman, air dan pupuk
Laboratorium Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman, Jurusan Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian, Universitas Padjajaran, 2006
 

- Copyright © Bincang-bincang Pertanian - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -