popadds
- Back to Home »
- Agri News »
- Kebun Bawang Merah SMK Pertanian Panen 3 Ton
Posted by : ridhohidayat
Sabtu, 05 April 2014
PEKANBARU, Suluhriau- Pengembangan bawang merah dilakukan SMK Pertanian bekerjasama dengan Bank Indonesia (BI) berhasil.
Kebun bawang merah percontohan SMK Pertanian Riau ini berhasil panen 3 ton. Dari penanaman bibit 300 kilo gram di lahan pertanian SMK Pertanian di Kecamatan Marpoyan Damai Pekanbaru hasilnya cukup membanggakan.
Ketua Tim Ekonomi Moneter Bank Indonesia perwakilan Riau, Muhammad Abdul Majid Ikram mengatakan, uji coba tanaman bawang merah tersebut berhasil. Padahal waktu tanam yang hanya dua bulan dan penanaman dilakukan
siswa SMK Pertanian yang masih belajar serta faktor cuaca di Pekanbaru yang tidak mendukung.
Namun produksi bawang tersebut sudah hampir sama denganproduksi tanam di Pulau Jawa. SMK Pertanian harus mampu meneruskan program tersebut sebagai salah solusi menghasilkan bawang merah . Sebab selama ini bawang merah selalu menjadi komoditi penyumbang inflasi selain cabe merah.
Program yang dilakukan BI tersebut sebagai komitmen menjaga kestabilan ekonomi moneter, agar dunia pendidikan mampu pengembangan tanaman holtikultura. Sebab selama ini sangat tergantung dari luar daerah.
Sementara Kepsek SMK Pertanian, Agus Rosadi mengatakan, selain mampu memproduksi bawang merah,siswa SMK juga mendapatkan ilmu bercocok tanam bawang merah dari dewan bawang yang didatangkan dari Cirebon dan brebes.
"Program tersebut dilanjutkan dengan melakukan penanam bibit dari hasil produksi dan sisanya dijual ke pasaran membantu ketersediaan bawang di Pekanbaru," katanya. (slt)
Kebun bawang merah percontohan SMK Pertanian Riau ini berhasil panen 3 ton. Dari penanaman bibit 300 kilo gram di lahan pertanian SMK Pertanian di Kecamatan Marpoyan Damai Pekanbaru hasilnya cukup membanggakan.
Ketua Tim Ekonomi Moneter Bank Indonesia perwakilan Riau, Muhammad Abdul Majid Ikram mengatakan, uji coba tanaman bawang merah tersebut berhasil. Padahal waktu tanam yang hanya dua bulan dan penanaman dilakukan
siswa SMK Pertanian yang masih belajar serta faktor cuaca di Pekanbaru yang tidak mendukung.
Namun produksi bawang tersebut sudah hampir sama denganproduksi tanam di Pulau Jawa. SMK Pertanian harus mampu meneruskan program tersebut sebagai salah solusi menghasilkan bawang merah . Sebab selama ini bawang merah selalu menjadi komoditi penyumbang inflasi selain cabe merah.
Program yang dilakukan BI tersebut sebagai komitmen menjaga kestabilan ekonomi moneter, agar dunia pendidikan mampu pengembangan tanaman holtikultura. Sebab selama ini sangat tergantung dari luar daerah.
Sementara Kepsek SMK Pertanian, Agus Rosadi mengatakan, selain mampu memproduksi bawang merah,siswa SMK juga mendapatkan ilmu bercocok tanam bawang merah dari dewan bawang yang didatangkan dari Cirebon dan brebes.
"Program tersebut dilanjutkan dengan melakukan penanam bibit dari hasil produksi dan sisanya dijual ke pasaran membantu ketersediaan bawang di Pekanbaru," katanya. (slt)