popadds
- Back to Home »
- hama dan penyakit »
- HAMA ULAT GRAYAK (Spodoptera sp.)
Posted by : ridhohidayat
Rabu, 16 April 2014
Hama
Ulat Grayak (Spodoptera sp.) – Ulat grayak dikenal juga dengan sebutan
ulat tentara, karena menyerang tanaman secara bergerombol bagaikan tentara
hingga daun tanaman habis dan meranggas. Tingkat kerusakan akibat serangan ulat
ini cukup tinggi, bahkan Spodoptera sp. mampu menghabisi tanaman hanya
dalam waktu satu malam. Seperti halnya ulat-ulat lain, ulat grayak tergolong
jenis hama malam, dimana menyerang tanaman terutama pada malam hari.
Organisme pengganggu ini terdiri dari beberapa spesies, antara alain Spodoptera litura, Spodoptera exigua, Spodoptera mauritia, dan Spodoptera exempta. Tanaman terserang ditandai dengan adanya daun yang meranggas, hanya tersisa tulang daunnya saja. Ulat ini menyerang dengan cara bergerombol dalam jumlah sangat banyak, sehingga potensi kerugian petani bisa sangat tinggi. Ulat grayak terutama menyerang tanaman pada malam hari. Hama ini tergolong polifag, hampir setiap jenis tanaman diserang habis-habisan. Serangan parah terjadi pada musim kemarau, pada saat kelembaban udara rata-rata 70% dan suhu udara18-23%. Pada saat cuaca demikian, ngengat akan terangsang untuk berbiak serta prosentase penetasan telur sangat tinggi, sehingga populasinya menjadi sangat tinggi dan tingkat serangannya jauh melampaui ambang ekonomi.
Organisme pengganggu ini terdiri dari beberapa spesies, antara alain Spodoptera litura, Spodoptera exigua, Spodoptera mauritia, dan Spodoptera exempta. Tanaman terserang ditandai dengan adanya daun yang meranggas, hanya tersisa tulang daunnya saja. Ulat ini menyerang dengan cara bergerombol dalam jumlah sangat banyak, sehingga potensi kerugian petani bisa sangat tinggi. Ulat grayak terutama menyerang tanaman pada malam hari. Hama ini tergolong polifag, hampir setiap jenis tanaman diserang habis-habisan. Serangan parah terjadi pada musim kemarau, pada saat kelembaban udara rata-rata 70% dan suhu udara18-23%. Pada saat cuaca demikian, ngengat akan terangsang untuk berbiak serta prosentase penetasan telur sangat tinggi, sehingga populasinya menjadi sangat tinggi dan tingkat serangannya jauh melampaui ambang ekonomi.
Klasifikasi Ulat Grayak (Spodoptera sp.)
Kerajaan
: Animalia
Phylum
: Arthropoda
Kelas
: Insekta
Bangsa
: Lepidoptera
Suku
: Noctuidae
Marga
: Spodoptera
Jenis
: Spodoptera litura, Spodoptera exigua, Spodoptera mauritia,
dan Spodoptera exempta.
Siklus Hidup Ulat Grayak
Siklus hidup Spodoptera sp. berlangsung dalam empat stadium, yaitu
stadium telur, larva, pupa, dan imago atau ngengat. Ngengat betina meletakkan
telurnya di permukaan daun tanaman dengan jumlah telur antara 2000-3000 butir.
Setelah 3-5 hari, telur akan menetas menjadi larva dan hidup secara berkelompok
dalam jumlah sagat banyak. Fase ini terdiri atas lima instar, dan pada instar
terakhir, ulat sangat rakus dan bisa menghabisi daun tanaman dalam waktu satu
malam. Pada siang hari, larva akan bersembunyi di dalam tanah, dan malam
harinya sangat aktif untuk memakan daun-daun tanaman. Fase larva berlangsung
kurang lebih selama 20 hari, kemudian akan berubah menjadi pupa. Stadium pupa
akan berlangsung selama kurang lebih 8 hari, kemudian akan keluar ngengat
dewasa. Pada umur 2-6 hari, ngengat dewasa sudah kembali bertelur untuk
menurunkan generasi baru.
Gejala Serangan Ulat Grayak
Gejala serangan ditandai dengan daun tanaman meranggas, biasanya hanya tersisa
tulang daunnya saja. Pada serangan parah, tanaman akan gundul kehabisan daun.
Jika populasinya sangat tinggi, larva pada stadium akhir dapat menghabisi
seluruh daun tanaman hanya dalam waktu semalam.
Pengendalian Ulat Grayak (Spodoptera sp.)
Pengendalian Secara Teknis
Pengendalian dilakukan dengan melakukan teknis budidaya yang benar. Beberapa
upaya teknis untuk mengurangi serangan ulat grayak adalah menjaga sanitasi
kebun, pengolahan tanah (pencangkulan dan penggaruan), penggiliran tanaman.
Pengendalian Mekanis
Lakukan penangkapan secara manual, terutama terhadap larva. Pengendalian ini
efektif dilakukan pada malam hari. Jika ditemukan sekumpulan telur yang berada
di permukaan daun dan diselimuti seperti benang kelamat, segera musnahkan.
Pengendalian Secara biologi
Pengendalian ini pada initinya menitikberatkan pada pemanfaatan musuh alaminya.
Terdapat beberapa musuh alami ulat grayak baik dari jenis predator, parasitoid,
maupun patogen. Beberapa jenis predator yang bisa dimanfaatkan untuk menekan
populasi ulat grayak antara lain Lycosa pseudoannnulata (Araceae), Paederus
fuscipes (Coleoptera), Euburellia stali (Dermaptera), dan Eocantheocona
furcellata (Hemiptera). Sementara itu, jenis parasitoid yang dapat
dimanfaatkan untuk mengendalikan ulat grayak adalah Apanteles sp.
(Hymenoptera), dan Telenomus sp. (Hymenoptera). Sedangkan patogen yang
dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan ulat grayak adalah SlNPV dan Beauveria
bassiana.
Pengendalian Kimiawi
Upaya pengendalian kimiawi hanya dilakukan apabila serangan tidak terkendali
setelah dilakukan upaya-upaya pengendalian di atas. Ulat grayak tergolong jenis
ulat yang mudah resisten atau kebal terhadap suatu jenis bahan aktif pestisida.
Oleh karena itu, penggiliran bahan aktif pestisida setiap kali penyemprotan
merupakan kunci keberhasilan pengendalian Spodoptera sp. Penggantian
bahan aktif dapat memutus resistensi ulat grayak terhadap pestisida.
Pengendalian kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida berbahan
aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil,
kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera
pada kemasan dan dilakukan secara berseling setiap kali penyemprotan.